Nostalgia.

Ketika pertama kali membaca sajak yang saya hasilkan dengan judul 'Nostalgia' yang terkandung dalam antologi sajak Cermin Diri terbitan Jabatan Perkembangan Kurikulum, Kementerian Pendidikan, timbul rasa kecewa di hati ini.
Ia adalah disebabkan oleh salah satu perkataan atau diksi yang tiba-tiba sahaja berubah menjadi 'belakangnya'. Padahal diksi asal yang saya gunakan ialah 'belanganya'. Ini secara tidak langsung telah mengubah makna atau maksud pada rangkap sajak tersebut.
Hanya baru-baru ini dengan tidak disangka-sangka salah seorang pegawai yang bertanggungjawab untuk penerbitan edisi terbaharu antologi sajak ini telah menghubungi saya. Ya, ia sudah tentulah mengenai kesilapan yang telah berlaku pada sajak saya itu (dan mungkin juga sajak-sajak penulis yang lainnya).
Beliau mengakui, memang banyak hal yang perlu diperbetulkan sebelum ianya dapat diterbitkan semula untuk edisi seterusnya. Bayangkan. Sesudah beberapa tahun dan edisi yang ke berapa antologi sajak ini telah menjadi buku teks wajib bagi pelajar-pelajar kesusasteraan Melayu kita, kini barulah kesalahan-kesalahan yang saya maksudkan itu mula disedari dan cuba diperbaiki.

Ulasan

irwan bajang berkata…
sayang sekali kalau terjadi demikian..
harusnya editor untuk buku itu lebih jeli, agar tak terjadi kesalahan kecil tapi begitu berpengaruh dalam pemaknaan saja itu..